Sabtu, 25 November 2017

ETIKA PROFESI AKUNTANSI

NAMA : ELSA FITRIA
NPM     : 23214522
KELAS: 4EB31


PT. KRAKATAU STEEL TBK


Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Dengan demikian rasio likuiditas berpengaruh dengan kinerja keuangan perusahaan sehingga rasio ini memiliki hubungan dengan harga saham perusahaan.
1.      Current Ratio (Rasio Lancar)
Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar dan merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Current ratio menunjukkan sejauh mana akitva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dan kewajiban lancar semakintinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.

Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi, sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karean menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampulabaan perusahaan.
2.      Quick Ratio (Rasio Cepat)
Rasio ini disebut juga acid test rasio yang juga digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Penghitungan quick ratio dengan mengurangkan aktiva lancar dengan persediaan.
Hal ini dikarenakan persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang likuiditasnya rendah dan sering mengalami fluktuasi harga serta menimbulkan kerugian jika terjadi likuiditas. Jadi rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar.


Quick ratio umumnya dianggap baik adalah semakin besar rasio ini maka semakin baik kondisi perusahaan.
3.      Cash ratio (Rasio Kas)
Rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan posisi kas yang dapat menutupi hutang lancar dengan kata lain cash ratio merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan kas yang dimiliki dalam manajemen kewajiban lancar tahun yang bersangkutan.

*setara kas didapat dari sub total Bank dan sub Deposito
4.      Cash Turnover Ratio (Rasio Perputaran Kas)
Rasio ini akan menunjukkan nilai relative antara nilai penjualan bersih terhadap kerja bersih. Modal kerja bersih merupakan seluruh komponen aktiva lancar dikurangi total utang lancar.

*Penjualan Bersih = Pendapatan Neto
*Modal Kerja Bersih : Asset Lancar – Utang Lancar
5.      Working Capital to Total Asset Ratio
Rasio ini dapat menilai likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja
Working Capital to Total Asset Ratio :


COC (Cost Of Capital)
Cost of Capital atau biaya modal mempunyai dua makna, tergantung dari sisi investor atau perusahaan. Dari sudut pandang investor cost of capital adalah opportunity cost (biaya pengorbanan) dari dana yang ditanamkan investor pada suatu perusahaan. Sedangkan dari sudut pandang perusahaan, cost of capital adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh sumber dana yang dibutuhkan.
Pada umumnya komponen Biaya Modal (Cost of Capital) terdiri dari Cost of Debt (biaya hutang) dan Cost of Equity (biaya modal sendiri).
1.      Cost Of Debt (Biaya Hutang)
a.       Biaya Utang Sebelum Pajak (before-tax cost of debt)
Hutang dapat diperoleh dari lembaga pembiayaan atau dengan menerbitkan surat pengakuan hutang (oligasi). Biaya hutang yang berasal dari pinjaman adalah merupakan bunga yang harus dibayar perusahaan, sedangkan biaya hutang dengan menerbitkan obligasi adalah tingkat pengembalian hasil yang diinginkan (required of return) yang diharapkan investor yang digunakan untuk sebagai tingkat diskonto dalam mencari nilai obligasi.




*Pada PT. Krakatau Steel pada tahun 2016 tidak terdapat hutang obligasi maka dalam hal ini perhitungan biaya hutang sebelum pajak tidak diketahui jadi diasumsikan 0,269
b.      Biaya Utang setelah Pajak (after-tax cost of debt)
Biaya utang setelah pajak dapat dicari dengan mengalikan biaya utang sebelum pajak dengan (1 - T), dengan T adalah tingkat pajak marginal.
Rumus:
Ki =  Kd (1 – T)
Keterangan:
Ki    = Biaya utang setelah pajak
Kd    = Biaya utang sebelum pajak
T    = Tarif pajak
           
Perhitungan :
*dengan asumsi bahwa besarnya pajak adalah 30%
Ki = Kd ( 1 – T )
= 0,269 (1-0,3)
= 0,269 (0,7)
= 0,1883 ≈ 0,188

2.      Biaya Saham Preferen
Saham preferen mempunyai karakteristik kombinasi antara utang dengan modal sendiri atau saham biasa. Salah satu ciri saham preferen yang menyerupai utang adalah adanya penghasilan tetap bagi pemiliknya. Biaya saham preferen adalah tingkat pengembalian yang dipersyaratkan oleh investor atas saham preferen perusahaan.


 

3.      Cost of Equity (Biaya Modal Sendiri)
Biaya modal saham merupakan tingkat hasil pengembalian atas saham biasa yang diinginkan oleh para investor. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam perhitungan biaya modal laba ditahan, yaitu pendekatan Capital Aset Pricing Model (CAPM), dimana biaya modal laba ditahan adalah tingkat pengembalian atas modal sendiri yang diinginkan oleh investor yang terdiri dari tingkat bunga bebas risiko dengan premi risiko pasar dikaliikan dengan β (resiko saham perusahaan).

Rumus:
Ks =  Rf  +  β (Rm – Rf)
Keterangan:
Ks        = Biaya laba ditahan
Rf        = Tingkat pengembalian bebas risiko
β        = beta, pengukuran sistematis saham
Rm= Tingkat pengembalian saham

Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penghitungan CAPM adalah sebagai berikut:
1)      Tingkat Suku Bunga Bebas Risiko ( Rf )
Tingkat suku bunga bebas risiko diambil dari suku bunga rata-rata Sertifikat Bank Indonesia (SBI) selama satu tahun. Rf  yang merupakan suku bunga obligasi pemerintah atau surat hutang pemerintah.
2)      Return Pasar ( Rm )
Return pasar dapat diketahui dengan menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) per bulan untuk tiap-tiap tahun. Rumus:


3)      Resiko Sistematis ( β )
Perkiraan koefisien beta saham ( β ) digunakan sebagai indeks dan risiko saham beta. Perhitungan beta dilakukan dengan pendekatan regresi. Rumus:


4.      Biaya modal rata-rata tertimbang (WACC)
Dalam praktek pembiayaan atau pendanaan yang digunakan perusahaan diperoleh dari berbagai sumber. Dengan demikian biaya riil yang ditanggung oleh perusahaan merupakan keseluruhan biaya untuk semua sumber pembiayaan yang digunakan.
Rumus:
WACC = Wd . kd (1 – T) + Ws. Ks
Keterangan:
WACC                        = Biaya modal rata-rata tertimbang
Wd                  = Proporsi hutang dalam struktur modal
Kd                   = Biaya hutang (cost of debt)
Ws                   = Proporsi saham biasa dalam struktur modal
Ks                    = Tingkat pengembalian yang diinginkan investor



Lampiran :
Laporan Keuangan PT. Krakatau steel





sumber :